Minggu, 14 Juni 2009

Kota Tarim Dan Keberadaan Sayyid-sayyid Bani Alawi

Kota Tarim Dan Keberadaan Sayyid-sayyid Bani Alawi

Sembilan abad yang silam tepatnya pada tahun 521H berteduhlah salah seorang sayyid Ba’alawi di kota Tarim, dialah Al-Imam Al-'Arifbillah Ali bin Alwi yang lebih dikenal dengan Khali' Qosam, orang pertama dari sayyid-sayyid Ba’alawi yang berdomisili di kota ini, bersama saudaranya Salim bin Alwi dan rombongan dari keturunan Bashri dan Jadid.


Tarim adalah kota yang memiliki banyak keistimewaan dan seyogyanya diketauhui oleh publik khususnya Indonesia, karena dari kota inilah Islam di Indonesia berawal, kota yang dipenuhi dengan wali-wali besar, sayyid-sayyid yang menjunjung tinggi akhlaqul karimah, para ulama yang tersohor didunia Islam.

Banyak sekali ulama dari kota ini yang tersebar hingga ke Asia seperti India dan Indonesia, untuk berdakwah dan kiprah mereka berpengaruh besar terhadap dunia Islam. Begitu banyak tintah sudah yang habis untuk mengabadikan sejarah dan realitanya. Berapa banyak ulama Fiqih dan hadits yang menyebarluaskan syariat Islam yang mulia dan bijak. Al-Faqih Thothoh berkata : "Aku mengenal di kota Tarim tiga ratus Mufti dalam satu decade (masa)".
"Tarim" adalah nama seorang raja yang saat itu memerintah diwilayah Hadhromaut, kemudian diabadikan sebagai nama kota ini. Nama lain dari Kota Tarim adalah
“Al-Ghanna” yang memberikan isyarat akan kesuburannya dengan buah-buahan dan tumbuh-tumbuhan yang berlimpah. Dan juga kota "As-Siddiq" yang diambil dari gelar sahabat Nabi yang bernama Abu Bakar As-Siddiq RA. Diceritakan bahwa suatu ketika datanglah sahabat Ziad bin Labid Al-Anshori mengajak masyarakat kota ini untuk bai’at dengan menjadikan Abu Bakar As-Siddiq r.a sebagai Khalifah setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW, dan dengan senang hati bahkan tak satupun dari mereka yang menolak ajakan tersebut, mengetahui hal itu maka Abu Bakar As-siddiq pun mendoakan kota tarim untuk kemakmuran, keberkahan airnya serta lahirnya orang-orang yang shaleh, sejarah dan realita membuktikan akan terkabulnya tiga do'a ini dan masih melekat kuat di bumi Tarim hingga saat ini.

Keistimewaan kota Tarim lebih tampak pada semerbak keharuman dari pelosok-pelosoknya, interaksi sosial yang tentram dan damai penuh tatakrama juga penduduknya yang terlepas dari segala sesuatu yang berhubungan dengan politik, sandang pangan yang penuh berkah, buah-buahan yang beragam serta air yang melimpah.

Masjid paling tua dan ternama di kota ini adalah masjid "Ba’alawi" yang dulu bernama "Bani Ahmad" yang dibangun oleh As-Sayyid Al-Habib Ali Khali' Qosam sesudah menetap di Tarim, masjid inilah yang tidak pernah ditinggalkan oleh Syeikh Abdurrahman As-Segaff untuk beribadah dan bertahajjud di akhir malam. Syeikh Ali bin Abu Bakar As-Sakran berkata :"Sesungguhnya ruh Al-Faqih Al-Muqaddam tidak pernah keluar dari masjid tersebut", dan begitu mulianya hingga tak satupun dari lantai-lantai masjid Ba’alawi yang belum pernah diinjak seorang wali untuk beribadah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar