Minggu, 21 Februari 2010

Mengingat Mati

Sehalus-halus kehinaan di sisi Alloh Azza wa Jalla adalah tercabutnya kedekatan kita dari sisi-Nya. Hal ini biasanya ditandai dengan kualitas ibadah yang jauh dari meningkat atau malah menurun.


Tidak bertambah bagus ibadahnya, tidak bertambah pula ilmu yang dapat membuatnya takut kepada-Nya, bahkan maksiat pun sudah mulai dilakukan dan anehnya yang bersangkutan tidak merasa rugi. Inilah tanda-tanda akan tercabutnya nikmat berdekatan bersama Alloh Azza wa Jalla.

Imam Ibnu Athoillah pernah berujar, "Rontoknya iman ini akan terjadi pelan-pelan, terkikis-kikis sedikit demi sedikit sampai akhirnya tanpa terasa habis tandas tidak tersisa". Demikianlah yang terjadi bila seseorang tidak berusaha memelihara iman di dalam kalbunya. Karenanya jangan pernah mempermainkan nikmat iman di hati ini.

Dikisahkan ada seorang wanita muda yang tidak bisa menjaga diri dalam pergaulan dengan lawan jenis sehingga dia hamil, sedangkan laki-lakinya tidak tahu entah kemana (tidak bertanggung jawab). Hampir putus asa ketika si wanita ini minta tolong kepada seorang pemuda mesjid. Ditolonglah ia untuk bisa melakukan persalinan di suatu klinik bersalin, hingga ia bisa melahirkan dengan lancar. Walaupun tidak jelas siapa ayahnya, akhirnya si wanita ini pun menjadi ibu dari seorang bayi mungil. Sayangnya, sesudah beberapa lama ditolong, sifat-sifat jahiliyahnya kambuh lagi. Mungkin karena iman dan ilmunya masih kurang, bahkan ketika dinasihati pun tidak mempan lagi, hingga akhirnya dia terjerumus lagi. Demikianlah kisah si wanita ini, ia kembali hamil di luar nikah tanpa ada pria yang mau bertanggung jawab. Lalu ditolonglah ia oleh seseorang yang ternyata beda agama. Si orang yang akan membantu pun menawarkan bantuan keuangan dengan catatan harus pindah agama terlebih dulu. Si wanita pun menyetujuinya, dalam hatinya "Toh hanya untuk persalinan saja, setelah melahirkan aku akan masuk Islam lagi". Tapi ternyata Allah menentukan lain, saat persalinan itu justru malaikat Izrail datang menjemput, meninggalah si wanita dalam keadaan murtad, naudzhubillah.

Kalau kita simak dengan seksama kisah di atas, nampaklah bahwa salah satu hikmah yang dapat kita ambil darinya adalah jikalau kita sedang berbuat kurang bermanfaat bahkan zhalim, maka salah satu teknik mengeremnya adalah dengan 'mengingat mati'.

Bagaimana kalau kita tiba-tiba meninggal, padahal kita sedang berbuat maksiat, zhalim, atau aniaya?? Tidak takutkah kita mati suul khatimah? Naudzhubillah.

Ternyata ingat mati adalah bagian yang sangat penting setelah doa dan ikhtiar kita dalam memelihara iman di relung kalbu ini, Artinya kalau ingin meninggal dalam keadaan khusnul khatimah maka selalulah ingat mati. ternyata ingat mati itu efektif membuat kita seakan punya rem yang kokoh dari berbuat dosa dan aniaya. Akibatnya dimana saja dan kapan saja kita akan senantiasa terarahkan untuk melakukan segala sesuatu hanya yang bermanfaat.

Akhirnya, semoga kita digolongkan Alloh Azza wa Jalla menjadi orang yang dikarunia khusnul khatimah. Amien.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar